RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah
teknologi yang menggabungkan beberapa HDD (bisa 2, 3, 4, dst) menjadi
satu dan terbaca sebagai 1 harddisk. Ada istilahnya RAID 0, RAID 1, RAID
1+0, RAID 2 dst yang akan menentukan jenisnya.
Sebagai perbandingan, bila sistem operasi yang digunakan adalah
windows, maka drive pada RAID yang muncul hanya C saja. Beda halnya jika
konfigurasi RAID tidak digunakan maka drive yang muncul adalah C, D dan
E atau bahkan lebih (satu drive untuk satu harddisk) tergantung berapa
banyak harddisk yang digunakan.
Tujuan RAID sendiri sebenarnya cuma ada 3, yaitu kecepatan data (stripping), keamanan data (mirroring) maupun keduanya.
Awalnya RAID hanya digunakan untuk
server
saja, dimana keamanan data & kecepatan sangat mutlak diperlukan.
Dan untuk membuat konfigurasi RAID ini awalnya perlu RAID card
tersendiri yang harganya sangat mahal. Namun beberapa tahun terakhir
Intel menyelipkan fasilitas RAID controller kedalam chipset ICHxR mereka
sehingga RAID bisa dinikmati oleh user lewat onboard controller pada
motherboard.
RAID sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan, karena prinsip dasarnya RAID sebenarnya hanya ada 2, yaitu :
stripping dan
mirroring.
Stripping adalah membagi kerja 2 atau lebih hardisk untuk mengolah 1
data pada saat bersamaan. Jadi misalnya Anda menyimpan data sebesar 1GB
di 2 HDD yang distripping, maka 2 hardisk itu akan menyimpan masing2
500GB. Demikian juga dengan loading data, 2 HDD tersebut akan kerja
bersamaan untuk membaca data. Hasilnya adalah waktu yang jauh lebih
singkat (2x lebih cepat).
Kelemahan stripping adalah jika salah satu dari array HDD macet, maka
separuh data yang disimpan di HDD yang lainpun tidak akan bisa terbaca.
Nah, kalau Mirroring artinya Anda akan membackup data yang sama
persis di HDD lain secara realtime. Jadi ini ditujukan untuk keamanan
data. Kelemahannya adalah kerugian kapasitas. Misalnya Anda punya 2 x
HDD 2TB yang dimirroring, maka itu artinya Anda hanya memiliki 2TB data
dan 2TB data mirror. Beda dengan stripping yang artinya jika Anda
memiliki 2x HDD 2 TB, maka kapasitas totalnya adalah 4 TB.
RAID yang umum digunakan untuk pengguna di rumah adalah RAID 0, RAID 1, dan RAID 0+1.
RAID 0 banyak memberikan keuntungan secara speed & ekonomis.
Peningkatan kecepatan yang akan Anda dapatkan adalah sebanding dengan
jumlah HDD yang Anda stripping. Jadi misalnya 4 HDD bisa 400MB/s
kecepatannya. Berarti bisa mengalahkan kecepatan sebuah SSD yang hanya
rata-rata 180 MB/s.
Tabel Level RAID
RAID0 |
Level ini menerapkan stripping, tapi
tidak mem-back-up data. Dengan demikian, kinerja PC bisa meningkat,
kapasitas HDD meningkat 2x lipat, tetapi tak ada cadangan/backup data. |
RAID1 |
Level ini dikenal juga dengan nama mirroring. RAID1
membuat salinan data yang ada di harddisk lain sebagai back-up. Hal ini
sangat berguna ketika data yang ada di harddisk adalah data yang sangat
penting dan tidak boleh rusak. Akan tetapi, RAID1 tidak menawarkan
peningkatan performa. Kinerja server maupun PC tetap biasa saja. |
RAID2 |
RAID2 menggunakan stripping antara harddisk yang
digunakan. Hanya saja, beberapa harddisk digunakan untuk menyimpan
informasi mengenai pemeriksaan error dan koreksi, Error Checking dan
Correscting(ECC). |
RAID3 |
Tipe RAID ini menggunakan stripping dan menggunakan 1
harddisk untuk menyimpan informasi mengenai pariti (parity). RAID3 juga
digunakan untuk mendeteksi adanya error. RAID3 berguna untuk sistem
yang digunakan oleh 1 orang yang berisi data yang amat panjang. |
RAID4 |
RAID4 menggunakan stripe yang besar. Dengan
demikian, sistem bisa membaca data dari 1 drive. Sistem yang meggunakan
RAID4 bisa mengambil keuntungan dari adanya pembacaan data secara
bersamaan. |
RAID5 |
Tipe RAID ini memiliki array parity. Semua penulisan
dan pembacaan data dapat dilakukan bersamaan. RAID5 menyimpan data
parity, tetapi tidak bisa melakukan back-up. RAID5 paling tidak butuh 3
harddisk. Tapi biasanya 5 harddisk yang digunakan. |
RAID6 |
Mirip dengan RAID5, tetapi memiliki pariti kedua yang tersebar di beberapa harddisk sehingga menawarkan back-up yang luar biasa. |
RAID7 |
RAID7 membuat sistem operasi sebagai controller, caching menggunakan jalur cepat. |
RAID 0
Juga dikenal dengan modus
stripping. Membutuhkan minimal 2
harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa
harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk
dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk).
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang
sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang
ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi
fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh
harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik,
maka data tidak dapat dibaca sama sekali.
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan.
Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer
membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca
fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 1
Biasa disebut dengan modus
mirroring. Membutuhkan minimal 2
harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain
dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data
tetap dapat diakses dari harddisk lainnya.
Contoh:
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing
80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu
harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya
masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan
semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan.
RAID 2
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga
harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih
reliable.
Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n
> 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code
dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh:
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan
ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat
harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x
40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E
tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan
informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika
terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka
data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang
ada di harddisk C, D, dan E.
RAID 3
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk
tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi
untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah
minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan
parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya.
Contoh kasus:
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan
ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat
harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x
40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan
data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga
harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah
satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan
memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D
yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga
harddisk lainnya.
RAID 4
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block
harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n
>1).
RAID 5
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang
terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan
paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk.
Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari
bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID 6
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan
parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4
(n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka
kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat
ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat
proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu
harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak
mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Sumber:
1. http://kucingbasah.blogdetik.com/2009/11/19/sepintas-lalu-tentang-raid/
2. http://pcgamer.co.id/forum/index.php?topic=326.0